Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Sunda Yang Baik - Pernikahan memang menjadi salah satu moment penting bagi banyak orang. Untuk itu banyak orang yang berusaha mempersiapkan pernikahannya dengan sangat baik. Bahkan kebanyakan dari para calon pengantin sudah mempersiapkan pernikahannya sejak setahun sebelumnya. Hal ini sangat wajar karena untuk membuat sebuah acara pernikahan yang sesuai dan baik diperlukan persiapan yang matang dalam berbagai hal agar saat hari H, semuanya berjalan lancar.
Sumber: pinterest.com
Untuk mendapatkan sebuah pernikahan yang sesuai, menentukan konsep pertinahan merupakan salah satu langkah utama yang harus dilakukan sebelum memilih dekorasi, desain pakaian, dan bahkan sajian makanan yang nantinya akan dihidangkan untuk tamu-tamu undangan yang datang.
Beruntungnya anda, saat ini banyak sekali konsep-konsep pernikahan yang bisa anda pilih untuk membuat pernikahan anda terasa spessial. Anda akan semakin merasa beruntung lagi karena tinggal dan besar di Indonesia, dimana begitu banyak tradisi, suku, dan budaya yang ada. Lalu apa hubungannya?
Oh ayolah, dengan begitu banyaknya budaya yang ada, anda bisa lho mengambil satu budaya yang paling dekat dengan anda dan menjadikannya sebuah konsep untuk pernikahan anda. Salah satunya, anda bisa memilih pernikahan adat sunda. Adat sunda adalah salah satu adat pernikahan yang banyak dipakai saat ini. Selain terasa lebih sakral, pernikahan anda akan terasa berbeda dan penuh dengan makna dan menjadikannya lebih spessial. Tertarik memiliki pernikahan dengan adat sunda yang sakral dan spessial ini? Seperti yang dilansir oleh cara.pro berikut ini contoh susunan acara pernikahan adat sunda yang baik untuk anda!
Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Sunda Yang Baik
Prosesi Pernikahan Adat Sunda Sebelum Hari H
1. Neundeun Omongan
Pada prosesi pertama adalah pembicaraan antara kedua pihak orang tua mempelai atau walinya yang dipercaya jadi menjadi utusan pihak pria yang mempunyai rencana untuk mempersunting seorang wanita sunda. Orang tua atau wali datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang wanita akan dilamar. Sebelumnya orang tua masing-masing memang telah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau sang pria dan wanitanya sudah sepakat untuk mengikat janji dalam suatu ikatan pernikahan. Selanjutnya orang tua pria datang sendiri atau menyuruh orang lain ke rumah sang wanita untuk menyampaikan niatnya. Intinya, neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang mengharapkan sang wanita agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau wali membutuhkan kepandaian berbicara berbahasa dan penuh dengan keramahan.
2. Narosan atau Nyeureuhkeun (Lamaran)
Prosesi melamar atau meminang ini adalah sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Prosesi ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip pada tahap pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua pria biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun untuk pameungkeut yaitu tali pengikat kepada calon pengantin wanitanya. Biasanya berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang disepakati untuk melangsungkan pernikahan.
3. Tunangan
Prosesi pernikahan adat sunda yang ketiga adalah prosesi patuker beubeur tameuh, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada sang wanita.
4. Seserahan (Nyandakeun)
Pada 3 – 7 hari sebelum pernikahan, calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan dan lain-lain.
5. Ngeuyeuk Seureuh
Ini adalah prosesi yang tidak wajib atau pilihan. Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilakukan sesaat sebelum akad nikah. Tahap ini dilakukan sebagai berikut:
a. Dipimpin Pengeuyeuk.
b. Pengeuyek menyuruh kedua calon pengantin untuk meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
c. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk.
d. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
e. Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan rajin bekerja.
f. Membuka kain putih penutup Pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
g. Membelah mayang jambe dan buah pinang oleh calon pengantin pria. Mempunyai makna agar keduanya saling mengasihi dan bisa menyesuaikan diri.
h. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali oleh calon pengantin pria.
6. Membuat Lungkun
Saling hadapkan dua lembar sirih bertangkai. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya agar kelak rejeki yang didapat jika berlebihan bisa dibagikan kepada saudara dan handai taulan.
7. Berebut Uang
Prosesi ini dilaksanakan di bawah tikar sambil disawer. Bermakna berlomba-lomba dalam mencari rejeki dan disayang keluarga.
Prosesi Pernikahan Adat Sunda Saat Hari H
Prosesi Acara PernikahanA. Penjemputan Calon Pengantin Pria
Dilakukan oleh utusan dari pihak wanita.
Dilakukan oleh utusan dari pihak wanita.
B. Ngabageakeun
Ibu calon pengantin wanita menyambut dengan mengalungkan bunga melati kepada calon pengantin pria. Kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
C. Akad Nikah
Petugas KUA, para saksi dan pengantin pria telah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar. Kemudian didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang bermakna penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka ketika kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
D. Sungkeman
Meminta ampun kepada kedua orang tua.
E. Wejangan
Dilaksanakan oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
F. Saweran
Kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun mengandung petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi dengan payung yang besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
G. Meuleum Harupat
Pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lalu harupat dipatahkan oleh pengantin pria.
H. Nincak endog (Menginjak Telur)
Pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap oleh pengantin wanita.
I. Muka Panto (Buka Pintu)
Diawali mengetuk pintu tiga kali. Lalu diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
Itu dia contoh susunan acara pernikahan adat sunda yang baik. Anda bisa meniru adat sunda yang sesuai dengan susunan acara di atas, atau anda juga bisa mendiskusikannya dengan wedding organizer atau keluarga anda untuk mendapatkan konsep yang paling baik. Terima kasih sudah membaca artikel Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Sunda Yang Baik! Semoga bermanfaat!