Lagi-lagi, Dicuekin di Indonesia, Kompor Ciptaan Anak Bangsa Ini Laris Manis di Luar Negeri - Mungkin ini terdengar begitu miris, saat ciptaan dari anak bangsa tidak dipedulikan di negaranya sendiri. Hal seperti ini bukan terjadi sekali atau dua kali saja. Begitulah pula yang dialami oleh dosen Fakultas MIPA di Universitas Brawijaya ini.
YouTube
Muhammad Nurhuda menciptakan kompor biomassa, sebuah kompor yang mampu menghemat bahan bakar dengan emisi gas buangnya jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Sesungguhnya kompor ini jauh lebih baik dan tentunya ramah lingkungan jika dibandingkan dengan kompor yang saat ini dipakai masyarakat karena kompor biomassa menggunakan kayu cacah atau kayu dari pepohonan sebagai bahan bakarnya. Selain itu kompor ciptaan Muhammad Nurhuda ini juga dapat menggunakan butiran kayu pelet sawit. Tentunya bahan bakar kompor ini sangat mudah ditemukan, khususnya di daerah pedesaan di seluruh Indonesia. Selain lebih ramah lingkungan, pastinya dapat menambah keharuman aroma masakan.
Dosen Fakultas MIPA di Universitas Brawijaya ini sengaja melakukan riset sejak tahun 2008 silam untuk mengembangkan produknya. Lantas bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia untuk kompor ciptaan anak bangsa ini? Ya, jawabannya adalah "sepi peminat." Kompor ciptaan Muhammad Nurhuda tidak cukup menarik masyarakat.
Mungkin alasannya adalah karena masyarakat Indonesia tidak ingin direpotkan oleh bahan bakar yang harus disediakan untuk kompor biomassa itu sendiri. Jika dilihat dari bahan bakarnya, kompor ini mungkin memang terlihat sedikit tradisional, tapi alangkah baiknya jika pemerintah ikut mendukung dan mau bekerjasama menyediakan lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat untuk menyediakan bahan bakar kompor biomassa agar penggunanya merasa lebih praktis dan dapat ditemukan dengan mudah di pasaran.
Kalau bahan bakarnya saja sudah mudah ditemukan, terutama di daerah perkotaan tentu penggunaan kompor biomassa ini menjadi lebih praktis, sama mudahnya dengan mencari gas untuk kompor biasa yang digunakan masayarakat.
Yang menarik dari kasus ini adalah bahwa kompor ciptaan anak bangsa yang diacuhkan di Indonesia ini ternyata justru laris manis di luar negeri. Norwegia telah memproduksi secara masal kompor biomassa ciptaan Muhammad Nurhuda ini karena diterima secara positif oleh masyarakat di sana.
Tidak hanya itu, kompor biomassa juga telah diproduksi dan dipasarkan di negara lain seperti Kamboja, India, Timor Leste, Meksiko, Peru dan negara lainnya di sekitar belahan benua afrika. Produksi dan pemasaran kompor biomassa tersebut ditangani oleh pihak ketiga, yaitu Primecookstove.
Cukup ironis bukan? Lagi lagi, karya anak Indonesia dicuekin di negaranya sendiri. Seharusnya ini bisa menjadi temuan yang memajukan negara Indonesia, ya.... tentunya dengan dukungan dari pemerintah juga.
Baca juga: